CULTUURSTELSEL DI UJUNG TIMUR PULAU JAWA: STUDI KASUS PENERAPAN TANAM PAKSA DI BANYUWANGI

Authors

  • Matali Matali MAN 2 Genteng Banyuwangi

DOI:

https://doi.org/10.62734/js.v4i1.584

Keywords:

Cultuurstelsel, Tanam Paksa, Banyuwangi, Sejarah Lokal, Kopi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara historis penerapan Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa di Kabupaten Banyuwangi pada masa kolonial Belanda, khususnya antara tahun 1830 hingga 1870. Fokus kajian diarahkan pada jenis tanaman yang diwajibkan, wilayah pelaksanaan sistem tanam paksa, serta dampaknya terhadap masyarakat dan lanskap sosial-ekonomi lokal. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menelusuri dinamika lokal dari kebijakan kolonial yang bersifat nasional, guna memperkuat pemahaman sejarah agraria Indonesia secara kontekstual dan mendalam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan pendekatan studi dokumen. Sumber data utama diperoleh dari arsip kolonial, laporan pemerintahan Hindia Belanda, literatur sejarah, serta dokumen lokal yang relevan. Teknik analisis dilakukan melalui kritik sumber, interpretasi kontekstual, dan rekonstruksi historis berbasis pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cultuurstelsel di Banyuwangi diterapkan secara intensif melalui pemanfaatan wilayah pegunungan di Kalibaru, Giri, Glenmore, dan kaki Gunung Ijen untuk komoditas kopi, tebu, dan nila. Tanaman kopi menjadi komoditas utama yang ditanam di bawah pengawasan ketat pemerintah kolonial. Dampak sistem ini mencakup penurunan kesejahteraan petani lokal, pergeseran pola agraria, serta munculnya bentuk-bentuk resistensi kultural masyarakat. Selain itu, warisan fisik dari sistem ini masih dapat ditemukan dalam bentuk bangunan perkebunan, jalur distribusi, dan situs cagar budaya seperti Asrama Inggrisan dan Perkebunan Malangsari. Studi ini menegaskan pentingnya pelestarian warisan sejarah lokal sebagai bagian dari narasi besar kolonialisme di Indonesia

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aprilia, A. T., Irawan, H., & Budi, Y. (2021). Meninjau Praktik Kebijakan Tanam Paksa di Hindia Belanda 1830-1870. Estoria: Journal of Social Science and Humanities, 1(2), 119–134. https://doi.org/10.30998/je.v1i1.465

Boomgaard, P. (1991). Children of the Colonial State: Population Growth and Economic Development in Java, 1795–1880. Amsterdam: Free University Press.

Breman, J. (2010). Keuntungan Kolonial dan Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720–1870. Jakarta: KITLV-LIPI.

Elson, R. E. (1994). Village Java under the Cultivation System, 1830–1870. Sydney: Allen & Unwin.

H. K. (2015). Dampak Sistem Tanam Paksa terhadap Dinamika Perekonomian Petani Jawa 1830-1870. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 11(2), 163–172. https://doi.org/10.21831/socia.v11i2.5301

Ichsan, M. N. (2016). Perjuangan Dan Opium: Mengepul Asap Dari Sebatang Bambu, Kehidupan Petani Di Hindia Belanda Di Masa Cultuurstelsel. Jurnal Kebudayaan, 11(1), 35–48.

Jawa, D. I., & Xix, A. (2024). KEBI J AKAN KOLONIAL TENTANG KOPI DAN PAJAK. 02, 1–15.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lucas, A., & Warren, C. (2013). Land for the People: The State and Agrarian Conflict in Indonesia. Athens: Ohio University Press.

Muhamad Naufal Shidqi Laras. (2021). Sistem Tanam Paksa : Praktik dan Dampaknya. Essai, March.

Nawiyanto. (2012). Berakhirnya Frontir Pertanian: Kajian Historis Wilayah Besuki, 1870-1970. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 14(1), 77–98. https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/88

Nugraha, M. S., & Mahzuni, D. (2023). Kelompok Lingkungan Hindia-Belanda: Pendirian Hingga Dampaknya Terhadap Konservasi Alam di Jawa 1912-1937. Jurnal Siginjai, 3(1), 1–19. https://doi.org/10.22437/js.v3i1.18569

Peluso, N. L., & Vandergeest, P. (2001). Political ecologies of war and forests: Counterinsurgencies and the making of national natures. Annals of the Association of American Geographers, 92(3), 471–491.

Ricklefs, M. C. (2001). A History of Modern Indonesia Since c.1200 (2nd ed.). Stanford: Stanford University Press.

SA’ADAH, U. (1900). Perkebunan Kopi Di Probolinggo Tahun 1830-1900. Skripsi, 298, 1–25.

Sondarika, W. (2015). Dampak Culturstelsel (Tanam Paksa) Bagi Masyarakat Indonesia dari Tahun 1830-1870. Jurnal Artefak, 3(1), 59–66.

Stoler, A. L. (2002). Carnal Knowledge and Imperial Power: Race and the Intimate in Colonial Rule. Berkeley: University of California Press.

Sumakto, Y. (2015). Kebijakan Pertanahan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda Di Bali. ADIL: Jurnal Hukum, 4(1), 1–23. https://doi.org/10.33476/ajl.v4i1.26

Supriyono, E. (2018). “Dampak Tanam Paksa terhadap Struktur Agraria di Jawa Timur (Studi Kasus Banyuwangi).” Patrawidya, 19(2), 150–163.

Susilo, A., & Sarkowi, S. (2020). Pengaruh Politik Cultuurstelsel Terhadap Perkembangan Masyarakat Indonesia Tahun 1830-1870. SWADESI: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sejarah, 1(1), 14. https://doi.org/10.26418/swadesi.v1i1.35941

Syahbuddin. (2018). Involusi Pertanian Di Jawa 1830-1900 dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa. Jurnal Pendidikan Ips, 8(1), 11–20. https://doi.org/10.37630/jpi.v8i1.113

Wolf, E. R. (1982). Europe and the People Without History. Berkeley: University of California Press.

Zulfikar, F., & Basundoro, P. (2017). Perkebunan Kopi di Banyuwangi tahun 1818-1865. Jurnal Kesejarahan, 11(2), 129–136.

Downloads

Published

2025-04-25

How to Cite

Matali, M. (2025). CULTUURSTELSEL DI UJUNG TIMUR PULAU JAWA: STUDI KASUS PENERAPAN TANAM PAKSA DI BANYUWANGI. Jurnal Sangkala, 4(1), 41–50. https://doi.org/10.62734/js.v4i1.584