Nilai Pancasila dalam Tradisi Endhog-Endhogan di Kabupaten Banyuwangi
Keywords:
Tradisi Endhog-Endhogan, Nilai Pancasila, Kabupaten BanyuwangiAbstract
Tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi lebih tepatya di desa Balak, kecamatan Songgon adalah sebuah tradisi unik umat Islam yang dilakukan setiap 12 Rabiul Awal atau Maulid Nabi. Kata “Endhog” berarti telur, dalam tradisi ini telur rebus tersebut diikat lalu ditusukkan ke bambu, kemudian dihias dengan kertas warna-warni, yang disebut dengan Kembang Endhog. Tradisi ini merupakan sebuah hasil alkulturasi nilai keislaman dan kearifan suku Osing. KH. Abdullah Faqih yang merupakan pencipta tradisi ini, memiliki maksud digunakan sebagai alat dakwah namun dalam kacamata Pancasila jarang yang mengetahui bahwa tradisi ini mengandung nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi dan gotong royong. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam tradisi Endhog-endhogan, dengan menggunakan pendekatan kajian Pustaka. Menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis data yang diperoleh dari sumber literatur. Hasil penelitian ini memiliki maksud menekankan bahwa tradisi Endhog-endhogan bukan hanya sebagi bentuk alkulturasi budaya islam dan Oesing, Tetapi juga mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan hubungan sosial dan persatuan Masyarakat.
References
Adha, M. M., & Susanto, E. (2020). Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian Masyarakat Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(01), 121–138. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i01.319
Ardani, A. P., Zacky, D. N., Al Karazi, M. A., Kartika, S. A., Riannisa, V. A., & Furnamasari, Y. F. (2024). Pembentukan Kebiasaan Positif dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari. Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 4(2), 140–151.
Ervina, M. (2024). TRANSFORMASI TRADISI BUDAYA RUWATAN BUMI KAITANNYA DENGAN NILAI-NILAI SILA PERTAMA PANCASILA (Studi Kasus: Kampung Adat Banceuy Subang). FKIP UNPAS.
Firmansyah, S. B. (2021). SEKITAR pancasila & Etiket Mempelajarinya Sultan (M. . E. Ali Imron, S.Sos. (ed.)). CV Jejak, anggota IKAPI.
Hadi, L. (2021). Tuladha dan Budaya (Mendialogkan Agama dan Budaya di Desa Lambangan Undaan Kudus). IAIN Kudus Press.
Hadi, S., & Bayu, Y. (2021). Membangun kerukunan umat beragama melalui model pembelajaran pai berbasis kearifan lokal pada penguruan tinggi. Tarbiyah Wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 23–36.
Huda, M. C. (2018). Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi Bernegara: Implemetasi Nilai-Nilai Keseimbangan dalam Upaya Pembangunan Hukum di Indonesia. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 78–99. https://doi.org/10.32699/resolusi.v1i1.160
Jannah, S. R., & Yohanes, B. (2022). Etnomatematika tradisi endhog-endhogan di desa macanputih kecamatan kabat banyuwangi. Edupedia, 6(1), 20–29.
Perpres. (1945). Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Warga Dan Negara, 1–166.
Pratama, M. S. (2022). Identitas Kota Ujung Timur Pulau Jawa: Tradisi Endhog-Endhogan di Banyuwangi dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora, 6(1), 100–106. https://doi.org/10.36526/js.v3i2.
Saputra, H. S. P., Maslikatin, T., & Hariyadi, E. (2017). Merajut Kearifan Lokal: Tradisi Dan Ritual Dalam Arus Global.
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (2nd ed.). CV Alfabeta.