JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf
<p><strong>Journal of Sustainable Agriculture and Fisheries (JoSaF)</strong> is an open-access publication issued by the Faculty of Agriculture and Fisheries of the University 17 Agustus 1945 of Banyuwangi. <strong>The journal publishes two times a year in March and September</strong>. JoSaF provides Bilingual (Bahasa and English) article , peer-reviewed journal and <strong>specializes in Agriculture and Fisheries</strong>. JoSaF is a scientific forum for researchers, academics and practitioners to publish the results of scientific research to support the development of science and technology and national development.</p>en-USJOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIESPENGARUH PEMBERIAN BAP DAN NAA (IN-VITRO) TERHADAP PEMBENTUKAN Somatic embryogenesis TANAMAN ANGGREK (Dendrobium phalaenopsis)
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/7
<p>Perbanyakan anggrek secara konvensional memakan waktu lama, hasil terbatas dan kemungkinan benih yang tumbuh tidak seragam. Metode kultur jaringan dapat digunakan sebagai salah satu perbanyakan tanaman secara cepat karena menghasilkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP dengan NAA secara in vitro terhadap pembentukan <em>Somatic embryogenesis</em> tanaman Anggrek (<em>Dendrobium phalaenopsis</em>). Penelitian menggunakan RAL dengan dua faktor, yaitu konsentrasi BAP dan NAA dengan tiga kali ulangan dan uji DMRT. Perlakuan BAP yang terbaik pada keseluruhan perlakuan ditunjukkan oleh konsentrasi 3 ppm/100ml (B3). Pada jumlah tunas 28 hsk, 35 hsk, 42 hsk sebesar 5,45 helai; 49 hsk dan 56 hsk sebesar 5,67 helai. Jumlah 7 hsk dan 14 hsk sebesar 3,17 helai dan 3,92 helai. Jumlah daun 7 hsk dan 14 hsk sebesar 3,17 helai dan 3,92 helai. Parameter terbentuknya tunas saat berumur 7 sebesar 4,25 tunas terbentuk. 14 hsk, 21 hsk sebesar 5,50 tunas terbentuk. 28 hsk; 35 hsk dan 49 hsk sebesar 8,50 tunas terbentuk; 42 hsk sebesar 8,42 tunas terbentuk; 56 hsk sebesar 7,50 tunas terbentuk. Parameter eksplan hidup 56 hsk sebesar 5 eksplan hidup. Perlakuan NAA yang terbaik pada keseluruhan perlakuan ditunjukkan oleh 2,5 ppm/100ml (N4) pada terbentuknya kalus 28 hsk sebesar 8 tunas terbentuk. Pada tinggi tunas sebesar 3 cm umur 56 hsk, jumlah daun sebesai 5,11 helai umur 42 hsk. Pada jumlah tunas sebesar 5 tunas pada umur 56 hsk. Interaksi BAP dan NAA tidak menunjukkan hasil yang signifikan pada semua parameter pengamatan.</p>Ayu Camelia Farisca
Copyright (c) 2021 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-10-122022-10-1231VARIATIVITAS UMUR PEMANGKASAN PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI AUKSIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/5
<p>Kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia. Salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah dengan pengaplikasian varietivitas umur pemangkasan pucuk daun dan konsentrasi auksin pada tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk daun dan konsentrasi auksin serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter pengamatan penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering polong, jumlah polong dan berat per 100 biji. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemangkasan pucuk daun (<sub>P1</sub>), (P<sub>2</sub>), (P<sub>3</sub>) memiliki pengaruh yang berbeda untuk dengan perlakuan terbaik untuk parameter berat kering polong dan jumlah polong adalah perlakuan pemangkasan pucuk daun (P<sub>2</sub>). Perlakuan terbaik untuk pengaplikasian konsentrasi auksin (A<sub>1</sub>), (A<sub>2</sub>), (A<sub>3</sub>), (A<sub>4</sub>) adalah perlakuan (A<sub>2</sub>) dengan hasil terbaik pada parameter pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun. Perlakuan konsentrasi auksin (A<sub>3</sub>) 1,5 ml/ltr merupakan perlakuan terbaik pada parameter pengamatan berat kering polong per tanaman, jumlah polong per tanaman dan berat per 100 biji dengan nilai rerata 133,97; 57,98; 107,22. Interaksi perlakuan terbaik antara pemangkasan pucuk daun dan konsentrasi auksin ditunjukkan pada (<sub>P1</sub>A<sub>2</sub>), yang memiliki tinggi tanaman dengan rerata 30,20, sedangkan pada jumlah daun kombinasi terbaik adalah interkasi perlakuan (P<sub>3</sub>A<sub>4</sub>), dengan rerata jumlah daun sebesar 24,81.</p>Agung Tri LaksonoYusmia Widiastuti
Copyright (c) 2021 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-10-122022-10-1231PERBEDAAN WAKTU SETTING JARING INSANG HANYUT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT BALI
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/10
<p>Indonesia merupakan negara maritim dengan laut 5,8 juta km2 termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE), potensi sumber daya perikanan saja mencapai 6,7 juta ton per tahun. Muncar merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan dengan salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan yaitu jaring insang hanyut. Hasil tangkapan dari gill net adalah ikan pelagis kecil dan ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui perbedaan waktu <em>setting</em> pada drift gill net terhadap hasil tangkapan ikan pelagis dan waktu <em>setting</em> yang paling banyak mendapatkan hasil tangkapan ikan pelagis di Peraian Selat Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimental Fishing dengan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu <em>setting</em> yang berbeda memberikan hasil tangkapan yang berbeda pula, dimana hasil tangkapan terbanyak ialah pada saat <em>setting</em> jam 17.00 WIB (perlakuan A)</p> <p> </p>Gedeon Ino SetiawanErika SaraswatiErvina W. Setyaningrum
Copyright (c) 2022 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-12-042022-12-0431VARIATIVITAS KONSENTRASI POC SUSU SAPI DAN KOMPOSISI PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN MELON (Cucumic melo L.)
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/8
<p>Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman melon di Indonesia adalah dengan pengaplikasian komposisi pupuk kandang dan konsentrasi POC susu sapi pada tanamaan. penelitian ini dilaksanakan diDusun Plaosan, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian tempat 296 mdpl yang dilaksanakan pada bulan November 2019 – Februari 2020. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi POC susu sapi dan komposisi pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman melon, serta untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi POC susu sapi dan komposisi pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman melon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter pengamatan penelitian ini antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, berat buah dan diameter buah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi POC susu sapi (S<sub>1</sub>), (S<sub>2</sub>), (S<sub>3</sub>), (S<sub>4</sub>) memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang, sedangkan berat buah perlakuan terbaik yaitu POC susu sapi (S<sub>4</sub>), dan diameter buah perlakuan terbaik POC susu sapi (S<sub>1</sub>). Pengaplikasian komposisi pupuk kandang (P<sub>1</sub>), (P<sub>2</sub>), (P<sub>3</sub>), memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, sadangkan komposisi pupuk kandang terbaik pada berat buah yaitu (P<sub>1</sub>), dan diameter buah terbaik adalah komposisi pupuk kandang (P<sub>3</sub>). Interaksi perlakuan terbaik antara POC susu sapi dan komposisi pupuk kandang ditunjukkan pada (S<sub>4</sub>P<sub>1</sub>), yang menghasilkan berat buah sebesar 3.000 gr, sedangkan pada diameter buah kombinasi terbaik adalah interkasi perlakuan (S<sub>4</sub>P<sub>1</sub>), yang menghasilkan diameter buah sebesar 16,12 cm.</p>galih ArdiansyahFathurrahmanKanthi Pangestuning Prapti
Copyright (c) 2021 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-10-122022-10-1231KOMBINASI PERLAKUAN KONSENTRASI 2,4-D DENGAN AIR KELAPA TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPLAN PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum L.)
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/6
<p>Penyediaan bibit pisang ambon dalam jumlah banyak merupakan masalah utama yang dihadapi para pembudidaya, karena perbanyakan dengan cara konvensional membutuhkan waktu yang lama. Metode kultur jaringan dapat digunakan sebagai salah satu perbanyakan tanaman secara cepat yang mampu ,menghasilkan bibit seragam dalam jumlah banyak. Tujuan penelitian ini <br>adalah untuk mengetahui pengaruh ZPT (zat pengatur tumbuh) 2,4-D dengan Air Kelapa terhadap pertumbuhan kalus Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi pada bulan Januari sampai April 2021. Penelitian ini menggunakan RAL dengan dua faktor, yaitu konsentrasi 2,4-D dan Air Kelapa dengan tiga kali ulangan dan uji DMRT. Parameter pengamatan pada penelitian ini antara lain waktu inisiasi kalus, umur muncul fenol, umur perubahan warna eksplan, presentase kultur yang kontaminasi atau jenis kontaminan, dan respon eksplan terhadap media inisiasi kalus. Waktu inisiasi kalus tercepat (42 hsk) diperoleh pada perlakuan A<sub>3</sub>B<sub>3</sub> (2,4-D 3 mg/L dengan Air Kelapa 3 mg/L). Umur muncul fenol tercepat (10 hsk) diperoleh pada perlakuan A2B1 (2,4-D 2 mg/L dengan Air Kelapa 1 mg/L). Umur perubahan warna eksplan tercepat (27 hsk) diperoleh pada perlakuan A3B3 (2,4-D 3 mg/L dengan Air Kelapa 3 mg/L) dan A4B3 (2,4-D 4 mg/L dengan Air Kelapa 3 mg/L). Sedangkan presentase tumbuh kalus maksimal diperoleh pada semua perlakuan dengan penambahan 2,4-D dan Air Kelapa dengan presentase tumbuh sebesar 100%.</p>Cincin ArabiaFathurrahmanKhoirul Barriyah
Copyright (c) 2022 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-12-042022-12-0431KOMPOSISI PUPUK KANDANG AYAM DAN PGPR AKAR BAMBU TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata S.)
https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/josaf/article/view/9
<p>Jagung manis merupakan salah satu tanaman tropis yang mudah dibudidayakan dan tahan kering. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman jagung di Indonesia adalah dengan pemberian komposisi pupuk kandang ayam dan PGPR akar bambu pada tanaman. Penelitian dilaksanakan di Dusun Asembagus, Desa Purwoagung, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten <br>Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2021. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komposisi pupuk kandang ayam dan PGPR akar bambu terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter pengamatan penelitian ini antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol, berat tongkol, dan diameter tongkol. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan komposisi pupuk kandang ayam 6000 gr/plot (K<sub>3</sub>) merupakan perlakuan tertinggi terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, panjang tongkol, dan berat tongkol dengan rerata 154,00, 2,99, 14,58, dan 243,67. Perlakuan PGPR akar bambu 300 ml/l (P<sub>3</sub>) merupakan perlakuan tertinggi pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, berat tongkol, dan diameter tongkol dengan rerata 154,10, 10,83, 19,63, 251,58, dan 4,15. Perlakuan (K<sub>3</sub>P<sub>3</sub>) komposisi pupuk kandang ayam 6000 gr/plot dan PGPR akar bambu 300 ml/l merupakan perlakuan tertinggi terhadap parameter pengamatan panjang tongkol dengan rerata 15,58. </p>Ahmad EffendiFathurrahmanKanthi Pangestuning Prapti
Copyright (c) 2022 JOURNAL OF SUSTAINABLE AGRICULTURE AND FISHERIES
2022-12-042022-12-0431