Jurnal Sangkala https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala <p style="text-align: justify;">Jurnal Sangkala published two times a year (January and July) since 2021 in print and since 2021 online, is a Bilingual (Bahasa and English), peer-reviewed journal, and specializes in History Learning Studies. The aim is to provide readers with a better understanding of History Learning Studies and present developments through the publication of articles, research reports, and book reviews.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Jurnal Sangkala </strong> is an open access peer reviewed research journal</p> Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan en-US Jurnal Sangkala 3032-7741 ANALISIS PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TENTANG PANCASILA https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala/article/view/199 <p>Penelitian survey ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman mahasiswa tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa. Sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2022/2023 dari seluruh mahasiswa aktif. Data dikumpulkan melalui angket dan dianalisis dengan teknik persentase. Hasil penelitian ini secara umum yakni mahasiswa belum sepenuhnya memahami implementasi nilai-nilai Pancasia dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus, didapatkan hasil bahwa mahasiswa tahun angkatan 2022 rata-rata pemahaman Pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari rata-rata 76, 19% dengan predikat C (Cukup Baik). Pemahaman tertinggi mahasiswa ada pada konsep Pancasila dalam kehidupan masyarakat dengan persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa secara konseptual memahami bahwa Pancasila sangat penting untuk dijadikan landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, pemahaman terendah mahasiswa adalah angket nomor 30 mengenai kegiatan kemanusiaan untuk memberikan yang terbaik untuk orang lain mendapat dukungan dari 3 kelas atau 100%. Secara umum, pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila, baik secara konseptual maupun implementatif perlu ditingkatkan, khususnya dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.</p> Hirnanda Dimas Pradana Pradana Riztika Widyasari Widyasari Copyright (c) 2024 Hirnanda Dimas Pradana, Riztika Widyasari 2024-01-01 2024-01-01 3 1 1 10 10.62734/js.v3i1.199 INVENTARISASI PENINGGALAN PRASEJARAH DI KABUPATEN BANYUWANGI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala/article/view/200 <p>Banyuwangi merupakan kabutapen yang terletak di ujung timur pulau jawa yang memiliki beragam daya tarik wisata baik wisata alam maupun budaya. Pengembangan pariwsata di Kabupaten banyuwangi belum maksimal mengingat sampai saat ini masih terfokus pada pengembangan wisata alam, sedangkan pariwisata sejarah masih belum dikembangkan. Padahal banyuwangi memiliki asset sumberdaya arkeologi yang sangat melimpah yang terdiri dari masa prasejarah, sejarah klasik, dan kolonial tersebar diberbagai daerah seperti Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Sempu, dan Songgon. Penelitian ini bertujuan Untuk (1) menginventarisasi persebaran peninggalan Pra-sejarah yang ada di Kabupaten Banyuwangi; (2) mengetahui pemanfaatan peninggalan prasejarah sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu: 1) Sumberdaya Arkeologi; 2) Pariwisata; dan 3) Pariwisata Sejarah. Penelitian ini menggunakan bentuk dan strategi deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumen. Data yang diperoleh divaliditas dengan menggunakan triannggulasi data, peneliti, teori, dan metodelogis. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninggalan prasejarah di banyuwangi meliputi situs gua di Songgon, Situs Goa di Wongsorejo, situs gua di Kalipuro, dan situs neolitik di kendenglembu. Sedangkan untuk pemanfaatanya sebagai media dan sumber belajar sudah diterapkan oleh sekolah-sekolah SMA di Kabupaten Banyuwangi.</p> <p>&nbsp;</p> Mahfud Mahfud Copyright (c) 2024 Mahfud Mahfud 2024-01-01 2024-01-01 3 1 11 17 10.62734/js.v3i1.200 GEGER GANDRUNG BANYUWANGI PADA MASA ORDE BARU (PERSPEKTIF SEJARAH DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala/article/view/203 <p>Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Ingin meneliti dan mendiskripsikan perkembangan kesenian gandrung tahun 1997 – 2001; 2) Ingin meneliti dan mendiskripsikan Bagaimana perkembangan kesenian gandrung tahun 2002 – 2006; 3) Ingin meneliti dan mendiskripsikan kesenian gandrung ditinjau dari aspek ekonomi, bidaya dan pariwisata; 4) Ingin meneliti dampak penetapan kesenian gandrung sebagai maskot Banyuwangi pada tahun 2002. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari: 1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi, (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara garis besar kostum, peralatan dan tata laku kesenian gandrung pada periode tahun 1997 – 2001 tidak mengalami perkembangan. Pada periode 1997 – 2001, kesenian gandrung mendapat pengaruh dari kesenian islami seperti hadrah. Kesenian gandrung mengalami perkembangan pesat setelah keluarnya ketetapan Bupati pada tahun 2002 tentang penetapan gandrung sebagai maskot pariwisata Banyuwangi, Dari segi peralatan, kostum, musik pengiring dan tata laku kesenian gandrung masih sama dengan aslinya / pakemnya. Penetapan gandrung sebagai maskot Banyuwangi ini membawa dampak besar terutama bagi kesenian gandrung itu sendiri. Dalam bidang pendidikan gandrung diwajibakan untuk diajarkan menjadi pelajaran ekstrakurikuler di sekolah baik tingkat SD sampai SMA.</p> Hervina Nurulita Nurulita Riztika Widyasari Widyasari Copyright (c) 2024 Hervina Nurulita, Riztika Widyasari 2024-01-01 2024-01-01 3 1 18 33 10.62734/js.v3i1.203 ANALISIS LATAR BELAKANG KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala/article/view/204 <p>Desa patoman merupakan sebuah desa yang terletak di Ujung Timur Pulau Jawa yang terdiri dari berbagai agama dan etnis. Penduduk desa Patoman sangat majemuk dari 5.246 terbagi menjadi 4.084 jiwa atau 82.3 %, beragama Hindu mencapai 860 jiwa atau 17.3 % dan sisanya beragama Kristen sebanyak 8 jiwa, beragama Buda 7 Jiwa. Ditengah ketegangan antar suku, agama, ras, dan etnik yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia saat ini sangat berbeda dengan Desa Patoman Mampu menjaga Harmonisasi antar suku, rusa, dan agama. Dalam penelitian ini mencoba menganalisis dengan kritis latar belakang kerukunan antar umat beragama yang ada di desa Patoman, Blimbingsari, Banyuwangi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif analitik kritik dengan tahapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, metode penentuan informan, metode pengumpulan data, istrumen penelitian, metode pengujian keabsahan data, dan metode analisis data. Hasil dalam penelitian menunjukkan yang menjadi latar belakang kerukanan antar umat beragama di Desa Patoman, Blimbingsari, Banyuwangi antara lain: 1) Latar belakang Histori; 2) Perkawinan; 3) Ideologi Pancasila; 4) Perspektif ajaran masing-masing agama yang ada di Desa Patoman.</p> I Kadek Yudiana Yudiana Sahru Romadloni Romadloni Copyright (c) 2024 I Kadek Yudiana, Sahru Romadloni 2024-01-01 2024-01-01 3 1 34 37 10.62734/js.v3i1.204 ANALISIS LATAR BELAKANG KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA https://jurnal.untag-banyuwangi.ac.id/index.php/jurnalsangkala/article/view/205 <p>Setelah penutupan Lokalisasi di Padangbulan, masyarakat sekitar eks-lokalisasi tersebut diperkirakan terkena dampaknya. Dampak yang terjadi pada masyarakat sekitar bisa positif atau pun negatif. Namun, tentu dalam kondisi di mana dampak itu terjadi, masyarakat sekitar akan melakukan adaptasi agar dapat tetap bertahan hidup. tujuan penelitian ini adalah menggambarkan atau mendeskripsikan gambaran umum keadaan masyarakat setempat, mengetahui pandangan masyarakat setempat, menganalisis bentuk-bentuk adaptasi yang terjadi baik pada masyarakat setempat maupun pada eks- WTS, dan memberikan masukan tentang upaya apa yang perlu dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi dampak negatif. Penelitian ini menggunakan survei. Survei dipakai sebagai alat untuk mengetahui pandangan sebanyak- banyak masyarakat setempat terhadap penutupan lokaliasi tersebut. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah survei, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya berkaitan dengan penutupan lokalisasi/resosialisasi Padabulan, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendukung dan kelompok yang tidak mendukung. Sebagian besar anggota kelompok yang tidak mendukung beralasan bahwa penutupan tersebut tidak dibarengi dengan upaya penanggulangan dampak yang akan muncul.</p> Miskawi Miskawi I Kadek Yudiana Yudiana Mahfud Mahfud Copyright (c) 2024 Miskawi Miskawi, I Kadek Yudiana, Mahfud Mahfud 2024-01-01 2024-01-01 3 1 48 55 10.62734/js.v3i1.205